Mengenai Saya

Foto saya
aku pinter(???),Lucu,jaiL,asiiikk,baik,,ceroboh,,cerewet,,,suka suLap,,bLa3x.....

Minggu, 24 Oktober 2010

Kisah Hidup MASTER JOE SANDY~,,,

oleh PutriSandy Wijayanti JSers pada 20 Januari 2010 jam 21:37
Master, Joshua Sandy Taniady, lahir di Subang, 2 April 1973. Ia dibesarkan di keluarga caturwarga yang sederhana. Ia tinggal bersama ayah-ibunya, Eddy Taniady dan Sarah Lolih Suryani dan adik laki-lakinya, Eleazer Roni. Mereka hidup dalam kesederhanaan dan bahagia. Kadang-kadang, ayah Joe kecil membawa Joe berkeliling sekitar rumahnya dengan sepeda motornya untuk menghibur Joe. Namun, kebahagiaan keluarga ini sempat hancur ketika Pak Eddy Taniady meninggalkan istri dan anak-anaknya, ketika Joe Sandy masih berusia 4 tahun, dalam serangan penyakit darah tingginya. Adiknya bahkan belum sempat mengenali wajah ayahnya.

Kehilangan tonggak rumah tangga, tidak serta-merta membuat keluarga ini jatuh terpuruk. Ibu Joe mempunyai keahlian dalam jahit-menjahit,sehingga beliau mulai menerima pesanan. Jadi, semasa kanak-kanaknya, sepulang sekolah, Joe kecil membantu ibunya membongkar jahitan yang salah, memasangkan kancing, mengukur lebar dan panjang kain. Mungkin kebiasaannya mengukur ini membuatnya mulai mencintai angka. Dari hasil keterampilan tangan Ibu Joe ini, mereka menggantungkan kebutuhan hidup sehari-hari.

Akan tetapi, Ibu Joe mempunyai penyakit jantung lemah sehingga kadang-kadang beliau pingsan, jatuh sakit, sehingga tidak dapat menerima pesanan. Pernah, saking sepinya pesanan baju, keluarga ini makan dengan lauk sebutir telur dibagi tiga. Sekali waktu, mereka kehabisan beras sehingga Joe harus membuka tabungannya yang hanya berjumlah Rp 3000,- saja untuk membeli beras, sehingga hari itu mereka bisa makan.

Karena pekerjaan jahitan memiliki tenggat waktu, sering Ibu Joe harus mengantarkan jahitan pada malam hari ke tempat tinggal para pemesan. Joe tidak tega membiarkan ibunya berjalan malam-malam sendirian, tanpa ada yang menemani. Joe memaksakan diri untuk ikut dengan ibunya, namun dilarang hingga pintu rumahnya dikunci hingga Joe tidak bisa keluar dari rumahnya dan mengikuti ibunya.

Bayangkan ini... Joe kecil yang tidak kehabisan akal, melompat dari jendela dan memanjat atap agar bisa bebas dari rumahnya untuk mengawasi mamanya, menjaga mamanya tercinta... Ketika akhirnya perbuatan Joe ketahuan, Ibu Joe menyerah dan akhirnya memperbolehkan Joe untuk ikut mengantarkan pesanan.

Ibu Joe sungguh merupana sosok yang tangguh dan penuh kasih sayang. Bagaimana tidak? Beliau lelah, berjuang mati-matian kerja keras di depan mesin jahit untuk menyekolahkan kedua anaknya, masih menyempatkan diri setiap malam untuk menceritakan dongeng-dongeng, fabel-fabel, untuk membuai Joe dan Roni adiknya. Satu pesan Ibu Joe yang selalu diingat: selalu bersiap-siap, prepare, seperti unta yang minum air banyak-banyak untuk perjalanan jauh nantinya, jangan seperti manusia dengan hati kosong menimbun harta sebanyaknya di gudang. Dan banyak lagi petuah-petuah lainnya agar kedua anaknya dapat menjadi orang berguna di masa depan.

Sayang sekali, Ibu Joe tidak dapat melihat putra sulungnya sungguh telah menjadi The Master sejati dan telah membanggakan banyak orang, karena beliau dipanggil Tuhan untuk meninggalkan kedua putranya pada bulan Maret 2006 lalu...

Semoga dari atas sana, Ibu Sarah Lolih Suryani dapat melihat putranya—yang dulu bersikeras untuk ikut dengannya mengantar pesanan, yang dulu berusaha untuk menggantikan sosok ayah yang hilang dengan menjaga ibu dan adiknya, telah meraih prestasi yang amat tinggi, dan telah menjadi kebanggaan kita semua. Amin...

***

Masuk SMA, Joe mulai mahir memainkan bakat sulapnya. Ia pamerkan keterampilannya pada teman-teman sekelasnya. Keterampilan ini didengar orang-orang sehingga Joe mulai sering mendapat undangan mengisi acara ultah.

Lulus SMA, Joe mengambil D1 Komputer Perbankan agar bisa cepat kerja untuk membiayai kuliah adiknya dan kebutuhan hidup. Namun Joe juga mengejar ketertinggalannya dengan banyak membaca dan belajar filsafat dan akhirnya mendapat pekerjaan sampingan, yaitu membuatkan skripsi S1. Setelah lulus D1, Joe bekerja di sebuah bank swasta. Kecakapannya magic-nya didengar juga oleh teman-teman sekantor, sehingga ia sering didaulat untuk mengisi acara kantor.

Suatu ketika, Master Joe mengikuti “Bandung Magic Competition” di Sasana Budaya Ganesha Bandung. Di sana ia bertemu Master Deddy Corbuzier sebagai juri kompetisi tersebut dan mendapatkan juara 1. Sadarkah mereka, di masa depan nanti, mereka akan bertemu lagi dalam ajang kompetisi yang lebih bergengsi dengan peran yang sama: The Master RCTI, Deddy sebagai juri, Joe sebagai peserta, dan Joe kembali menjadi juara 1?

Suatu kebetulan? Satu minggu kemudian, setelah kompetisi itu berakhir, adik Master Joe, Eleazer Roni juga diwisuda di gedung yang sama dan menduduki kursi yang sama dengan yang diduduki Master Joe minggu lalu. Kebetulan lagi? Rasanya tidak karena Tuhan telah menggariskan jalan hidup dan rencana terindah yang mungkin akan mengejutkan kita manusia.

Dua puluh tahun yang lalu, ketika RCTI mulai mengudara dan mewarnai layar kaca Indonesia, Joe Sandy mempunyai impian untuk dapat tampil di RCTI. Ia meragu, apakah mungkin impiannya bisa terwujud? Ternyata impian itu terwujud! Tuhan Mahatahu. Tuhan mengerti, Tuhan memahami, Tuhan peduli. Perjuangan Joe Sandy di masa lalunya dibayar tuntas dan lunas. Setiap pengorbanan, kepedihan dan kerja kerasnya, dibalas-Nya dengan menganugerahi Joe Sandy dengan gelar The Next Master of Magic

Sumber: Majalah Aneka Yess! No. 11 edisi 25 Mei - 7 Juni 2009(CoPas dr BlogNy Kak Hendry Filcozwei Jan)

I luph MJ 4ever
putri_sandy
I luph MJ 4ever
I luph MJ 4ever
I luph MJ 4ever
I luph MJ 4ever

Tidak ada komentar:

Posting Komentar